Minggu, 09 November 2014

Musik Klasik VS Al-Qur`an Untuk Otak Manusia



Banyak iklan di televisi dan media lain yang menyatakan bahwa musik klasik sangat baik untuk otak manusia, benarkah?

Frances Rauscher dan rekan-rekannya di University of California pada tahun 1993 mengemukakan bahwa musik Mozart ternyata dapat meningkatkan kemampuan mengerjakan soal-soal mengenai spasial.

Namun sayangnya pada 2008 beberapa orang peneliti dari University of Vienna, Austria yakni Jacob Pietschnig, Martin Voracek dan Anton K. Formann dalam riset mereka yang diberi judul “Mozart Effect” mengemukakan kesalahan besar dari hasil penelitian musik yang melegenda ini.

Berdasarkan penelitian terhadap ribuan partisipator itu, Pietschnig dan rekan-rekannya menyimpulkan bahwa tidak ada stimulus atau sesuatu yang mendorong peningkatan kemampuan spasial seseorang setelah mendengarkan musik Mozart.

Sependapat dengan Jacob Pietschnig dan kawan-kawannya, sebuah tim peneliti Jerman yang terdiri atas ilmuwan, psikolog, filsuf, pendidik, dan ahli musik mengumpulkan berbagai literatur dan fakta mengenai efek mozart ini. Mereka mengemukakan bahwa sangat tidak mungkin mozart dapat membuat seorang anak menjadi jenius.

Bagaimana dengan Al-Qur`an?

Berikut adalah bukti bahwa Al-Qur`an lebih baik dari musik klasik.

Dalam dunia kedokteran di negara-negara barat, ada terapi khusus untuk membuat sel-sel dalam tubuh manusia yang sudah rusak dan tidak berfungsi dengan baik menjadi normal kembali, baik menggunakan obat – obatan kimia maupun dengan obat herbal yang alami, namun ada juga yang menggunakan gelombang suara atau getaran yang telah diatur sedemikian rupa sehingga sesuai dengan gelombang yang dibutuhkan oleh organ tubuh manusia agar dapat meregenerasi sel-sel tubuh yang rusak. Pengaturan itu harus sesuai dengan kondisi tubuh manusia sehingga membutuhkan kesabaran, waktu dan tentunya biaya yang tinggi.

Dalam Majalah Tarbawi edisi 234 yang terbit pada tanggal 12 Agustus 2010, dijelaskan bahwa: 
Alunan ayat-ayat Al-Qur`an mampu menggetarkan sel-sel tubuh dan juga sel-sel otak manusia dimana getaran yang dihasilkan dari bacaan ayat suci Al-Qur`an bisa menghasilkan frekuensi dan getaran yang sangat luar biasa sempurna, sehingga menyebabkan sel-sel yang rusak pada tubuh dan otak dapat kembali normal dan membaik dengan proses yang cepat.

Ini adalah penemuan yang sangat mengejutkan dunia kedokteran, karena lagi dan lagi para ahli kedokteran terutama para ahli kedokteran non-Muslim harus mengakui tentang kehebatan firman Allah yang tertuang di dalam Al-Qur`an. Ratusan bukti yang mereka anggap mustahil mulai terkuak kebenarannya seiring kemajuan teknologi dan zaman.

Penelitian Ir. Abdul Daem Al-Kaheel dengan 27  referensi internasional yang terpercaya menyatakan dampak yang dirasakan terhadap kejiwaan dan karakter seseorang setelah mendengar Al-Qur`an yaitu :

  • Meningkatkan imunitas (lebih kebal terhadap penyakit)
  • Lebih fokus dalam melakukan pekerjaan 
  • Menjadi lebih inovatif 
  • Memiliki jiwa yang lebih stabil
  • Mampu mengontrol emosi dengan baik 
  • Mampu mengambil keputusan dengan baik dan benar
  • Pantang menyerah dan pekerja keras 
  • Mengatasi rasa khawatir yang berlebihan
  • Memiliki karakter yang kuat, serta jujur 
  • Positive thinking, tidak egois dan mau menerima kritik
  • Dapat menghentikan kebiasaan merokok 
  • Mengatasi kanker
  • Dapat meningkatkan kelancaran dalam berbicara di depan umum.

Tidak heran rasanya kalau manfaat Al-Qur`an begitu besar karena di dalamnya telah terdapat ayat yang menyatakan hal itu. Pernyataan itu juga diperkuat dengan hadits Rasulullah SAW.

“Dan Kami turunkan dari Al-Qur`an suatu yang menjadi penyembuh dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur`an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zhalim kecuali kerugian”.
(QS. Al-Isra 17:82).

“Sembuhkan diri kamu sendiri dengan 2 obat (As-Syifa), Al-Qur`an dan Madu.
(HR. Ibnu Majah).

Telah banyak kasus penyakit yang parah, dimana para dokter di rumah sakit tersebut sudah menyerah, tetapi begitu penderita berpasrah diri dan melakukan shalat tahajud, mendengar dan membaca Al-Qur`an, penyakitnya berangsur-angsur sembuh.
Mungkin masih sulit kita percaya bagaimana cara kerjanya seseorang disembuhkan dengan cara itu, tapi itulah faktanya, bukan sekedar dongeng yang dibuat-buat tanpa bisa dipertanggung-jawabkan kebenarannya.